Kamis, 25 Agustus 2011

Kehidupan Malam Jogja

uragans..perkembangan kota-kota besar di seluruh dunia, termasuk juga di Indonesia identik dengan hiburan malamnya. Semakin maju sebuah kota, semakin beragam pula jenis hiburan malamnya.. So, tanpa berpanjang lebar ane persembahkan khusus buat juragans semua..

Ini dia Kehidupan Malam Aseli Jogja yang tak boleh terlewatkan jika Juragans semua berkunjung ke Yogyakarta..cekibrot.


Tari Klasik Gaya Yogyakarta-Mataraman

Tari-tarian klasik gaya Yogyakarta-Mataraman ini, dapat Anda nikmati di Keraton Nyayogyakarta Hadiningrat dan di Pura Pakualaman pada setiap acara penobatan maupun pagelaran yang digelar oleh kedua keraton tersebut.
Sementara itu, untuk lokasi Tari Klasik dari Keraton Pakualaman, bisa Anda nikmati di Pura Pakualaman yang berlokasi di Jl. Sultan Agung, Kecamatan Pakualaman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia.


Pasar Malam Perayaan Sekaten atau yang biasa dikenal dengan nama Sekatenan merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang digelar setiap tahun selama bulan Sura (kalender Jawa) untuk memperingati peringatan ulang tahun nabi Muhammad SAW.


Ritual Lampah Bisu Mubeng Benteng ini bukan tradisi yang diciptakan oleh keraton, melainkan memang sudah tradisi asli masyarakat Jawa yang berkembang sejak abad ke-6 Sebelum muncul kerajaan Mataram & Hindu.

Tradisi mubeng benteng kemudian dilanjutkan pada masa Kerajaan Mataram (Kotagede). Kala itu prajurit ditugaskan untuk berjaga dan mengelilingi benteng guna menjaga keraton dari serangan musuh. Kemudian setelah kerajaan membangun parit di sekeliling benteng, tugas keliling dialihkan kepada abdi dalem keraton. Dalam menjalankan tugasnya, para abdi dalem ini diam membisu sambil membaca doa-doa di dalam hati agar diberi keselamatan. Hal inilah yang kemudian dilakukan hingga saat ini. Setiap malam 1 Sura, abdi dalem keraton dan ribuan warga turut serta berjalan mengelilingi benteng keraton Yogyakarta tanpa mengucapkan sepatah katapun sebagai bentuk laku tirakat.



Miyos Gongso
Setiap tahun, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat selalu menyelenggarakan perayaan Sekaten untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW (Maulid Nabi) di Alun-alun Utara. Perayaan Pasar Malam Sekaten yang berlangsung selama 35 hari itu dilanjutkan dengan prosesi Miyos Gongso sebagai awal dimulainya upacara ritual dan tradisi Sekaten.


Upacara Kondur Gongso atau masuknya kembali gamelan ke dalam Keraton menjadi akhir dari Perayaan Sekaten dimana sebelumnya telah dilakukan Miyos Gongso yang kemudian kedua gamelan dibunyikan dan diperdengarkan terus-menerus selama tujuh hari, mulai dari tanggal 5 Maulud sampai menjelang Grebeg Maulud tanggal 12 Maulud. Dalam sehari, gamelan ditabuh sebanyak tiga kali yaitu pukul 08.00-11.00, 14.00-17.00,dan 20.00-23.00, kecuali pada hari Kamis malam Jumat sampai usai sholat Jumat.



Masangin
Adalah berjalan masuk di antara dua pohon beringin yang berada tepat di tengah alun-alun. Menurut kepercayaan yang beredar di masyarakat, barangsiapa yang berhasil berjalan melewati dua beringin dengan mata tertutup permohonannya akan dikabulkan.



Jogja Java Carnival
Acara ini biasanya digelar sebagai penutup sekaligus puncak selebrasi hari jadi Kota Yogyakarta. Jogja Java Carnival sendiri merupakan pagelaran seni budaya yang dikemas dengan konsep street carnaval atau parade jalanan. Jogja Java Carnival biasanya diadakan pada bulan Oktober.



Sendratari Ramayana atau Ramayana Ballet merupakan sebuah pagelaran yang menggabungkan antara seni drama dan tari yang mengangkat cerita Ramayana. Pagelaran Sendratari Ramayana dapat disaksikan di Kompleks Candi Prambanan



Angkringan (berasal dari bahasa Jawa ' Angkring ' yang berarti duduk santai) adalah sebuah gerobag dorong yang menjual berbagai macam makanan dan minuman yang biasa terdapat di setiap pinggir ruas jalan di Yogyakarta. Beroperasi mulai sore hari, ia mengandalkan penerangan tradisional yaitu senthir, dan juga dibantu oleh terangnya lampu jalan.

Hasil comot dari http://forum.vivanews.com/showthread.php?t=177730
JOGJA, NEVER ENDING ASIKNYA ^ ^

Kamis, 11 Agustus 2011

TERSENYUM YUK!!

Menebar senyum pada orang di sekeliling Anda jangan dianggap remeh. Meskipun sederhana namun memberi manfaat kesehatan luar biasa. Bagaimana pun suasana hati Anda, tersenyum bisa memberikan rasa bahagia luar biasa.

Jika Anda ragu akan manfaat senyuman untuk kesehatan, ada baiknya Anda menyimak tujuh alasan penting mengapa seseorang harus tersenyum. Berikut alasannya seperti dikutip laman Shine:

1. Tersenyum Menebarkan Rona Bahagia
Mencoba melemparkan senyum pada orang lain bukanlah sesuatu yang sulit untuk dilakukan. Meskipun terkesan sepele namun memiliki banyak manfaat. Ketika Anda tersenyum pada orang lain dan mereka membalas, mencerminkan bahwa tersenyum bisa menjadi trik tubuh dan membuat Anda bahagia.

2. Tersenyum Bisa Mengusir Stres
Saat stres, otot-otot rahang terasa kaku. Otot-otot rahang menempel pada otot leher yang ketika diperketat dapat menyebabkan sakit kepala. Tapi dengan tersenyum stres bisa berkurang karena mampu membantu meminimalkan garis kerutan di dahi. Untuk itu, jangan ragu untuk tersenyum setiap hari.

3. Tersenyum Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh
Ketika Anda tersenyum, tubuh Anda secara alami merasa rileks. Ketika Anda rileks, sistem kekebalan tubuh Anda dapat berfungsi secara optimal, membantu melawan pilek dan flu.

4. Tersenyum Menurunkan Tekanan Darah
Tersenyum bisa menghilangkan ketegangan pikiran dan membuat otot-otot wajah rileks. Anda pun dapat menurunkan tekanan darah. Duduk dan menikmati pemandangan, hewan peliharaan atau bermain bersama anjing kesayangan atau melakukan sesuatu yang santai, tersenyumlah selama 5 menit dan Anda akan melihat perbedaan.

5. Tersenyum Adalah Obat Alami Penyembuh Sakit
Tersenyum membantu tubuh melepaskan endorfin alami dan serotonin yang bekerja sama untuk membantu kita merasa lebih baik dan meminimalkan rasa sakit.

6. Tersenyum Membuat Anda Awet Muda!
Tersenyum membantu melunakkan garis dan kerutan di dahi. Lupakan facelift dan metode kecantikan mahal lainnya. Cukup dengan sering melempar senyum sebagai obat mujarab mempertahankan keremajaan.

7. Tersenyum Membuat Anda Tampil Peraya Diri & Sukses
Orang yang tampak percaya diri lebih mungkin untuk dipromosikan naik jabatan dalam bisnis. Jadi menempatkan senyum di tempat kerja, bahkan dalam pertemuan proyek yang mungkin membuat Anda stres, dan lihat bagaimana orang lain merespon Anda.

Tersenyum bisa menularkan kebahagiaan, untuk itu, jangan ragu untuk tersenyum.

Selasa, 09 Agustus 2011

DARI TEMAN (tentang IBU)

Untuk anakku yang kusayangi di bumi Allah ta’ala
Segala puji ibu panjatkan kepada Allah ta’ala yang telah memudahkan ibu untuk beribadah padaNya
Shalawat serta salam ibu sampaikan kepada nabi Muhammad saw,..keluarga dan para sahabatnya,…
Wahai anakku,.. surat ini datang dari ibumu yang selalu dirundung sengsara,
Setelah berpikir panjang, ibu mencoba untuk menulis, menggoreskan pena, sekalipun keraguan dan rasa malu menyeliputi diri..,
Setiap kali menulis, setiap itu pula gores tulisan terhalangi tangis,
dan setiap kali menitikkan air mata, setiap itu pula hati terluka
Wahai anakku…sepanjang masa yang telah engkau lewati kulihat engkau telah menjadi seorang yang dewasa, yang cerdas dan bijak. Karenanya engkau pantas membaca tulisan ini,…sekalipun nantinya, engkau akan remas kertas ini, dan engkau robek-robek, sebagaimana sebelumnya telah engkau remas hati ibu dan telah engkau robek pula perasaannya,…
Wahai anakku,.. Dua puluh tahun telah berlalu,..dan tahun tahun itu merupakan tahun kebahagiaan dalam kehidupanku…
Suatu ketika dokter datang menyampaikan tentang kehamilanku,…dan semua ibu sangat mengetahui arti kalimat tersebut,..
Bercampur rasa gembira dan bahagia dalam diri ini, sebagaimana ia adalah awal mula dari perubahan fisik dan emosi ibu
Semenjak kabar gembira tersebut, aku membawamu sembilan bulan,.. Tidur, berdiri makan,..dan bernafas dalam kesulitan,..
Akan tetapi itu semua tidak mengurangi cinta dan kasih sayangku kepadamu,.. bahkan ia tumbuh bersama berjalannya waktu
Aku mengandungmu, wahai anakku, pada kondisi lemah di atas lemah,.
Bersamaan dengan itu,..aku begitu gembira tatkala merasakan terjangan kakimu, atau balikan badanmu di perutku,… Aku merasa puas setiap aku menimbang diriku, karena setiap hari semakin bertambah berat perutku,..berarti dengan begitu engkau sehat wal afiat di dalam rahimku wahai anakku…
Penderitaan yang berkepanjangan menderaku,..sampailah pada fajar malam itu,..
Yang aku tidak bisa tidur sekejappun
Aku merasakan sakit yang tidak tertahankan dan rasa takut yang tidak bisa terlukiskan
Sakit itu berlanjut, sehingga membuatku tak dapat menangis,..sebanyak itu pula aku melihat kematian di hadapanku,..
Hingga tibalah waktunya engkau keluar ke dunia, engkau lahir,…
Bercampur air mata kebahagiaanku dengan air mata tangismu
Ketika engkau lahir, menetes air mataku
Air mata bahagia,…dan sirnalah semua keletihan dan kesedihan
Hilang semua sakit dan penderitaan
Bahkan kasihku kepadamu semakin bertambah dengan bertambah kuatnya sakit
Aku raih dirimu sebelum aku raih minuman,.. peluk cium dirimu sebelum meneguk satu tetes air yang ada di kerongkonganku
Wahai anakku, telah berlalu tahun dari usiamu
Aku membawamu dengan hatiku
Memandikanmu dengan kedua tangan kasih sayangku
Sari pati hidupku kuberikan padamu
Aku tidak tidur demi tidurmu
Berletih demi kebahagiaanmu
Harapanku pada setiap harinya
Agar aku selalu melihat senyumanmu
Kebahagiaanku setiap saat adalah permintaanmu agar aku berbuat sesuatu untukmu
Kebahagiaanku setiap saat adalah setiap permintaanmu yang aku akan bisa berbuat untukmu… Itulah kebahagiaanku,…
Lalu berlalulah waktu
Hari berganti hari bulan berganti bulan
Tahun berganti tahun
Selama itu pula
Aku setia menjadi pelayanmu yang tidak pernah lalai
Menjadi dayangmu yang tidak pernah berhenti
Menjadi pekerjamu yang tidak pernah lelah
Mendo’akan selalu kebaikan dan taufik untukmu
Aku selalu memperhatikan dirimu hari demi hari , hingga engkau menjadi dewasa
Bersama jilbab yang telah menghiasi dirimu,..bersama pula rok atau gamis yang kau kenakan,…
Sungguh, telah menambah keanggunanmu wahai anakku,…
Tatkala itu aku mulai memikirkan masa depanmu, sayang,…
Masa depan menjemput citamu, yang pastinya Ibu harus rela melepaskanmu,..
Semakin dekat hari-hari engkau menjemput cita,..
semakin dekat pula hari kepergianmu
Semakin dekat hari-hari engkau menjemput harap,..
semakin dekat pula hari kepergianmu
Tatkala itu hatiku serasa teriris-iris
Air mataku mengalir
Entah apa rasanya hati ini
Bahagia telah bercampur duka, tangis telah bercampur tawa
Bahagia karena engkau akan menjemput impianmu, anakku,…
Bahagia karena engkau akan menggapai citamu,…
Bersama kawan dan kehidupan di sana
Namun sedih…
karena engkau adalah pelipur hatiku yang akan berpisah sebentar lagi dariku
Waktu pun berlalu seakan akan aku menyeretnya dengan berat
Kiranya setelah itu aku tidak lagi mengenal dirimu
Senyummu yang selama ini menjadi pelipur duka dan kesedihanku sekarang telah sirna
Bagaikan matahari yang ditutupi oleh kegelapan malam
Tawamu yang selama ini kujadikan buluh perindu
Sekarang telah tenggelam…seperti batu yang dijatuhkan dalam kolam yang bening
Dengan dedaunan yang keguguran
Aku benar-benar tidak mengenalmu lagi karena engkau telah melupakanku,…
Aku benar tidak mengenalmu lagi, karena engkau telah melupakanku dan melupakan hakku
Terasa lama hari hari yang ku lewati
Hanya untuk ingin melihat rupamu
Detik demi detik ku hitung demi mendengar suaramu
Penantianku seakan sangat panjang
Aku selalu berdiri di pintu hanya untuk melihat dan menanti kedatanganmu
Setiap kali berderit pintu aku menyangka bahwa engkaulah orang yang datang itu
Setiap kali telepon berdering aku merasa bahwa engkaulah yang akan meneleponku
Setiap suara kendaraan yang lewat aku merasa bahwa engkaulah yang datang
Akan tetapi semua tidak ada
Penantianku sia-sia dan harapanku hancur berkeping
Yang ada hanya keputusasaan
Yang tersisa hanya kesedihan dari semua keletihan yang selama ini kurasa
Sambil menangisi diri dan nasib yang memang telah ditakdirkan olehNya

Anakku, ibu menunggu,..tidak meminta banyak,…tidak menagih padamu yang bukan-bukan…

Yang ibu pinta kepadamu, jadikan ibumu sebagai sahabat dalam kehidupanmu
Jadikan ibumu yang malang ini sebagai pembantu di tempatmu
Agar bisa aku menatap wajahmu selalu
Agar ibu teringat pula dengan hari – hari bahagia masa kecilmu
Jangan engkau buang wajahmu ketika ibu hendak memandang wajahmu

Yang ibu tagih padamu,..
Jadikan rumah ibumu sebagai salah satu tempat persinggahanmu, agar engkau dapat sekali kali singgah ke sana, sekalipun hanya satu detik
Jangan jadikan ia sebagai tempat sampah yang tidak pernah engkau kunjungi
Bahkan jika terpaksa, sambil engkau tutup hidungmu, dan engkaupun berlalu pergi

Anakku, telah bungkuk pula punggungku
Bergemetar tanganku,.karena badanku telah dimakan oleh usia,
dan digerogoti oleh penyakit
Berdirinya seharusnya telah dipapah, dudukpun seharusnya telah dibopong
Akan tetapi yang tidak pernah sirna, anakku, adalah cintaku kepadamu,..masih seperti yang dulu
Masih seperti lautan yang tidak pernah kering, masih seperti angin yang tidak pernah berhenti

Sekiranya engkau dimuliakan satu hari saja oleh seseorang
Niscaya engkau akan balas kebaikan dengan kebaikan
Sedangkan ibumu, mana balas budimu, mana balasan baikmu?
Bukankah air susu seharusnya dibalas dengan air serupa?
Bukan sebaliknya, air susu dibalas dengan air tuba???
Bukankah allah ta’ala telah berfirman,…
“Bukankah balasan kebaikan kecuali dengan kebaikan yang serupa”
Sampai begitukah keras hatimu,..sudah begitu jauhkah dirimu setelah berlalunya hari dan berselangnya waktu

Wahai anakku,.. setiap kali aku mendengar bahwa engkau bahagia dengan hidupmu, setiap itu pula bertambah kebahagiaanku
Bagaimana tidak, karena engkau adalah buah dari kedua tanganku
Engkau adalah hasil dari keletihanku
Engkau adalah laba dari semua usahaku
Dosa apakah yang telah ku perbuat, sehingga engkau jadikan diriku musuh bebuyutanmu
Apakah aku pernah salah pada suatu hari dalam bergaul padamu
Atau pernahkah aku berbuat lalai dalam melayanimu
Dapatkah engkau sekarang menganugrahkan sedikit kasih sayang demi mengobati derita orang tua yang malang ini
Dan allah mencintai orang yang berbuat baik,…

Wahai anakku, aku hanya ingin melihat wajahmu,…
dan aku tidak menginginkan yang lain
Wahai anakku, hatiku terasa teriris, air mataku mengalir
Sedangkan engkau sehat wal afiat
Orang-orang sering mengatakan bahwa engkau adalah wanita yang supel, dermawan dan berbudi
Anakku,… apakah hatimu tidak tersentuh pada seorang wanita yang lemah
Binasa dimakan oleh rindu berselimutkan kesedihan dan berpakaian kedukaan
Tidakkah hatimu tersentuh terhadap seorang wanita tua yang lemah
Binasa dimakan oleh rindu berselimutkan kesedihan dan berpakaian kedukaan
Kenapa? Tahukan engkau itu? Karena engkau telah berhasil mengalirkan air matanya
Karena engkau telah membalasnya dengan luka di hatinya
Karena engkau telah pandai menikam dirinya dengan belati durhakamu
Tepat menghujam jantungnya
Wahai anakku, ibumu inilah sebenarnya pintu surgamu, maka titilah jembatan itu menujunya, lewatilah jalannya dengan senyum yang manis dan kemaafan dan balas budi yang baik…
Semoga aku bertemu denganmu di sana, dengan kasih sayang Allah ta’ala
Sebagaimana dalam hadist
“Orang tua adalah pintu surga yang ditengah, sekiranya engkau mau, sia-siakan lah pintu itu atau jagalah”
Anakku, aku mengenalmu sejak dahulunya,…
Semenjak engkau telah beranjak dewasa, engkau sangat tamak dengan pahala, aku tahu bahwa engkau sangat tamak pahala
Engkau selalu bercerita tentang keutamaan jamaah,
Engkau selalu bercerita tentang keutamaan saf pertama di dalam shalat berjamaah,
Engkau selalu mengemukakan tentang infak, tentang bersedekah
Akan tetapi satu hadist yang engkau lupakan, nak,..
Satu keutamaan besar yang telah kau lalaikan, yaitu sebagaimana hadist,. diriwayatkan oleh Abdullah bin mas’ud,…
Bahwa aku bertanya kepada rasulullah saw,...“Wahai rasul, amal apa yang paling mulia,. Beliau berkata, “Shalatlah pada waktunya,.” Aku berkata, kemudian apa, ya Rasul? Berbakti kepada kedua orang tua… Aku berkata, “Kemudian wahai rasulullah?” Beliau menjawab,..”jihad di jalan Allah,…” lalu aku diam, sekiranya aku bertanya lagi niscaya beliau akan menjawab,..” (Muttafaq alaih)

Wahai anakku, ini aku, ibumu, pahalamu, tanpa kau harus memerdekakan budak atau banyak banyak berinfak,.. tanpa engkau harus banyak banyak bersedekah,..
aku pahalamu,..
Pernahkah engkau mendengar seorang yang meninggalkan keluarga dan anak-anaknya dan berangkat jauh ke negeri seberang untuk mencari tambang emas…?
Seorang suami meninggalkan keluarga berangkat jauh ke negeri seberang untuk mencari tambang emas untuk menghidupi keluarganya. Dia salami satu per satu, dia cium istrinya, dia sayangi anaknya.
Dia berkata,.”Ayahmu, ayah kalian akan berangkat ke negeri yang ayah sendiri tidak tahu, ayah akan cari emas,.. Rumah kita yang reyot ini jaga, ibu kalian yang tua renta ini ini jaga.”
Berangkatlah suami tersebut,…suami yang berharap pergi jauh untuk mendapatkan emas,..untuk membesarkan anak-anaknya, untuk membangun istana dari rumah reyot,…
Akan tetapi apa yang terjadi,.?
Setelah tiga puluh tahun dalam perantauan, yang dia bawa hanya tangan hampa dan kegagalan, ia gagal dalam usahanya, pulanglah ia kembali ke gunung, ke kampungnya,..
Sampailah dia ke tempat dusun yang selama ini ia tinggal. Apa yang terjadi?
Setibanya di lokasi rumahnya,..matanya terbelalak
Ia melihat tidak lagi gubuk reyot yang ditempati anak-anaknya, akan tetapi dia telah melihat sebuah perusahaan tambang emas,yang besar..
Jadi dia mencari jauh ke negeri orang, sedangkan orang mencari emas dekat tempatnya …
Itu lah perumpamaan mu dengan kebaikan, wahai anakku.
Engkau telah berletih mencari pahala, engkau telah beramal banyak
Tapi engkau lupa di dekatmu ada pahala yang maha besar
Disamping mu ada orang yang dapat menghambat atau mempercepat amal
Ibumu adalah orang yang dapat menghalangimu masuk surga atau mempercepat amalmu
Bukankah ridhaku adalah keridhaan Allah, dan bukankah murkaku adalah kemurkaan Allah juga wahai anakku,…?
Anakku,..aku takutkan engkau adalah yang dimaksudkan di dalam hadistnya
“Celaka seseorang anak,..!”, “siapa ya Rasulullah?”,. “Celaka seorang anak,..yang mendapat kedua orang tuanya, satu atau keduanya, tapi tidak membuatnya masuk surga,..” (HR. Imam Muslim)

Anakku,..aku tidak akan angkat keluhan ini ke langit,
Aku tidak akan adukan duka ini kepada Allah..!
Karena sekiranya keluhan ini sudah membumbung menembus awan melewati pintu pintu langit,… maka akan menimpamu kebinasaan dan kesengsaraan, yang tidak ada obatnya dan tidak ada tabib yang bisa menyembuhkannya
Aku tidak akan melakukan wahai anakku,…tidak akan,…
Aku tidak akan melakukan wahai anakku,…tidak,…
Bagaimana aku akan melakukannya, sedangkan engkau adalah jantung hatiku,..
Bagaimana ibu ini kuat mengadahkan tangan ke langit
Sedangkan engkau adalah pelipur lara hatiku,…
Bagaimana ibu tega melihatmu merana terkena doa mustajab, padahal engkau bagiku adalah kebahagiaan hidupku

Bangunlah nak,..bangkitlah nak,…
Uban sudah mulai merambat di kepalamu,…
Akan berlalu masa sehingga engkau akan menjadi tua pula,..
engkau akan menjadi tua…
“Sebagaimana engkau akan berbuat, sebegitulah orang akan berbuat padamu,..”
“Ganjaran sesuai dengan amal yang telah engkau tanamkan,..”
“Engkau akan memetik sesuai apa yang engkau tanam”

Aku tidak ingin engkau menulis surat ini,..
Aku tidak ingin engkau menulis surat yang yang sama dengan air matamu kepada anak anakmu, sebagaimana aku telah menulisnya kepadamu,..
Wahai anakku, bertaqwalah kepada Allah,.bertaqwalah,..takutlah engkau pada Allah
Berbaktilah pada ibumu, berbaktilah.. peganglah kakinya sesungguhnya surga di telapak kakinya.,
Basuhlah air matanya…!
Balur lah kesedihannya…!
Kencangkan tulang ringkihnya…!
Dan kokohkan badannya yang telah lapuk…!
Anakku, setelah engkau membaca surat ini terserah padamu
Apakah engkau sadar dan engkau akan kembali, atau engkau akan merobeknya,..
Wassalamu’alaikum wr wb,..

Dari ibumu