Kamis, 02 Februari 2012

Sejauh Mana Kita Menilai Kejujuran?

belum lama ini aku ngobrol dengan seorang bapak yang menceritakan tentang anak bungsunya. bapak itu bercerita kalau si bungsu sangat canggih dalam hal mencontek. dengan bangganya bapak itu bilang 'anak bungsu saya itu, metode mencontek apapun pasti bisa. saya diemin aja. asal nilai UANnya nanti bagus'. DUUAAAARRR...langsung shock dengernya. apa yang dipikirkan si bapak itu??? sekarang si bungsu sudah kuliah ambil jurusan HUKUM.
dan kemarin si bapak cerita lagi, kalo si bungsu dikasih uang buat bayar kuliah. eehh...uangnya malah dipake buat beli BB tanpa sepengetahuan ortunya. tau tau si bungsu minta uang lagi buat bayar kekurangan biaya kuliah. nah looo..

itu hanya sedikit cerita, sangat dimungkinkan masih banyak cerita cerita seperti itu. nyontek sepertimya memang perkara kecil. toh ada alasannya 'biar dapet nilai bagus'. tapi itu salah kawan. kelakuan kita saat SD, SMP, SMA, kuliah akan membentuk karakter kita selanjutnya. coba lihat dari cerita di atas. waktu SMA si bungsu dibiarkan nyontek sama ortunya biar nilai akhirnya bagus, pas kuliah jadi suka gak jujur masalah pembayaran biaya kuliah kan?? mungkin gak jujur dalam hal lainnya juga. dan bagaimana nanti kalau dia sudah kerja. apalagi si bungsu ambil jurusan HUKUM. bayangkan kalau si bungsu jadi pengacara, tapi sifat dan karakter masih seperti itu. OMG.....

memang tidak mudah untuk menjadi berbeda dengan yang lain, meski itu tujuannya baik. sudah sering aku ditertawakan, diejek, dicibir, dianggap sok suci gara gara aku bilang aku gak mau nyontek. tapi biarlah,..terserah mereka, memang hak mereka menilai. nyontek hanya sedikit hal mengenai kejujuran. masih banyak perkara lainnya. tapi percayalah kawan, dengan jujur kita tidak akan pernah rugi sedikitpun. dan pasti rasanya akan beda suatu hal yang diperoleh dengan curang dengan hal yang diperoleh dengan jujur.
bukan maksudku untuk menggurui, hanya saja aku sangat miris melihat orang lain, teman, orang dekat, saudara yang dengan entengnya memilih tidak jujur. apa tidak malu??

sungguh, ini bukan hanya masalah hasil. tapi bagaimana melatih rasa malu atas ketidakjujuran dan sejauh mana kita menilai kejujuran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar